Senin, 11 Maret 2013

buah sawo

By on 20.06


SEJARAH BUAH SAWO
Sawo sebagai buah yang manis rasanya, selain kaya gula, juga mengandung zat gizi lainnya, seperti mineral, vitamin, karbohidrat, dan serat pangan. Buah ini baik juga buat kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Sawo berasal dari Amerika Tengah dan Meksiko. Di India, Sri Lanka, Filipina, Meksiko, Venezuela, Guatemala, dan Amerika Tengah, buah sawo sudah dibudidayakan secara komersial. Di Indonesia, sawo umumnya dibudidayakan sebagai tanaman pekarangan untuk dinikmati buahnya, terutama di daerah Sumatera Barat, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Sawo manila (Manilkara zapota) adalah pohon buah yang berumur panjang. Pohon dan buahnya dikenal dengan beberapa nama seperti sawo (Ind., Jw.), sauh atau sauh manila, atau ciku (Mly.).
Nama-namanya dalam berbagai bahasa: chico (Filipina), ciku (Malaysia), chikoo atau sapota (India), sofeda (Bangladesh), xa pô chê atau hng xiêm (Vietnam), rata-mi (Sri Lanka), lamoot (ละมุด) di Thailand, Laos dan Kamboja, níspero (Venezuela), sugardilly (Kep. Bahama), naseberry (Hindia Barat), sapote (Nicaragua), sapoti (Brazil), sapotillier (bahasa Perancis) dan sapodilla (bahasa Inggris).
 Empuk dan Mulus Sawo yang siap dikonsumsi adalah sawo matang. Buah mentah tidak enak dimakan karena keras. Rasanya pahit dan kelat disebabkan tingginya kandungan tanin dan kaustik. Sawo yang berkualitas baik adalah sawo yang empuk dan berwarna coklat tua.
Masalah bentuk dan besarnya tidak jadi masalah, yang terpenting kulitnya harus mulus. Jangan memilih sawo yang ada luka, goresan, atau lubang sekecil apa pun. Selain itu, jangan memilih sawo yang memiliki bekas getah di bagian kulit. Sawo yang kulitnya cacat punya daging bagian bawah yang rusak atau keras.
Buah sawo sangat rawan tercemar mikroba karena kandungan air dan zat gizinya yang tinggi. Geotrichum candidum, Cladosporum oxysporium, dan Penicillium italicum adalah contoh mikroba yang sering terdapat pada buah sawo. Buah berwarna coklat ini, di daerah Sumatra Barat lebih dikenal dengan sebutan saos, walaupun dalam Bahasa Indonesia disebut sawo, warga Minang lebih mengenal buah ini dengan sebutan saos.
 
JENIS-JENIS SAWO

Sawo dikelompokkan ke dalam divisi Spermatophyta, tumbuhan berbiji. Melihat letak biji yang tertutup daun buah, sawo dimasukkan ke dalam subdivisi Angiospermae.

Berdasarkan keping bijinya yang berjumlah dua, tanaman sawo dimasukkan ke dalam kelas Dicotyledonae. Secara lebih terperinci, sawo masih dikelompokkan lagi ke dalam bangsa Ebenales, keluarga Saptaceae.

Pohon sawo tingginya dapat mencapai 5 sampai 15 meter. Tanaman sawo dapat ditanam secara meluas, di daerah dataran rendah sampai tempat-tempat yang mempunyai ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Panen besar tanaman sawo terjadi pada bulan Desember-Maret, sedangkan panen kecil terjadi pada bulan April-September.

Buah sawo tidak dipetik dalam keadaan masak di pohon, tetapi saat buah sudah menunjukkan tanda-tanda ketuaan, yakni pada kulitnya terdapat bagian yang berwarna kemerah-merahan, dalam keadaan masih keras. Buah sawo yang dipetik pada kondisi tua akan matang setelah 3-7 hari.

Dua kelompok sawo yang banyak diusahakan di Indonesia adalah sawo manila dan sawo apel. Sawo manila terdiri atas varietas sawo betawi, sawo kulon, sawo maja, sawo pinang, dan sawo karat, sedangkan sawo apel terdiri atas sawo apel kelapa dan sawo apel lilin.


Jenis sawo ternyata cukup banyak. Apa saja?
1. Sawo manila kulon
Bentuk buah lonjong, berbiji banyak, bergetah, dan cukup tahan disimpan.

2. Sawo manila betawi
Bentuk buah juga lonjong, berukuran besar, tidak banyak getah, rasa manis, tapi kurang tahan disimpan.

3. Sawo manila malaysia
Bentuk buah lonjong, berukuran besar, rasa buahnya manis.

4. Sawo manila karat
Bentuk buah agak lonjong, berukuran besar, berkulit tebal, kasar, dan berbintil-bintil kecil.

5. Sawo apel lilin
Bentuk buah bulat, berukuran agak besar, daging buah terasa agak keras.

6. Sawo apel kelapa
Bentuk buah bulat kecil-kecil, berkulit tebal, bergetah, berbiji banyak, dan tahan disimpan.

7. Sawo duren
Bentuk buah bulat, kulit buah halus, dan licin. Disebut sawo duren, karena aroma buahnya mirip dengan buah durian. Ada dua macam sawo duren, yakni sawo duren hijau dan sawo duren merah.

KANDUNGAN GIZI
Biji sawo berwarna hitam berkilat atau coklat kehitaman. Bentuknya pipih dan besar. Biji sawo mengandung saponin, kuersetin, dan minyak sebanyak 23 persen. Biji sawo sebaiknya tidak dikonsumsi karena kandungan asam hidrosianik yang cukup tinggi dapat menjadi racun. Sementara itu, bunga sawo merupakan bahan utama pembuatan parem, yaitu bubuk obat tradisional yang digosokkan pada seluruh badan pada ibu yang baru melahirkan.
Rasa buah sawo yang manis membuat buah ini banyak penggemarnya. Rasa manis ini disebabkan kandungan gula dalam daging buah dengan kadar 16-20 persen.
Bukan hanya gula, dalam daging buah sawo terkandung pula lemak; protein; vitamin A, B, dan C; mineral besi, kalsium, serta fosfor. Komposisi gizi buah sawo dapat dilihat pada tabel.
Buah sawo memiliki kandungan mineral cukup baik. Buah ini merupakan sumber kalium yang baik, yaitu 193 mg/100 g. Di lain pihak, sawo juga memiliki kadar natrium yang rendah, 12 mg/100 g. Perbandingan kandungan kalium dan natrium yang mencapai 16:1 menjadikan sawo sangat baik untuk jantung dan pembuluh darah.
Selain kaya kalium, sawo juga mengandung sejumlah mineral penting lainnya. Kandungan mineral lainnya per 100 gram buah sawo adalah: kalsium (21 mg), magnesium (12 mg), fosfor (12 mg), selenium (0,6  mg), seng (0,1 mg), dan tembaga (0,09 mg).
Sawo juga kaya akan vitamin C, yaitu 14,7 mg/100 g. Konsumsi 100 gram sawo dapat memenuhi 24,5 persen kebutuhan tubuh akan vitamin C setiap hari. Vitamin C dapat bereaksi dengan berbagai mineral di dalam tubuh. Vitamin C berperan penting dalam metabolisme tembaga.
Selain itu, konsumsi vitamin C dalam jumlah cukup dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi. Vitamin C juga dapat berinteraksi dengan berbagai vitamin lain, seperti vitamin E yang berfungsi sebagai antioksidan.
Buah sawo juga mengandung asam folat, 14 mkg/100 g. Asam folat diperlukan tubuh untuk pembentukan sel darah merah. Asam folat juga dapat membantu pencegahan terbentuknya homosistein yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Vitamin lain yang juga terkandung pada buah sawo adalah: riboflavin, niasin, B6, dan vitamin A. Meskipun dapat digunakan sebagai sumber vitamin dan mineral, sawo sebaiknya tidak diberikan kepada bayi karena getahnya dikhawatirkan akan mengganggu saluran pencernaan.
Buah sawo juga mengandung banyak gula sehingga baik untuk digunakan sebagai sumber energi. Namun, buah ini tidak dianjurkan bagi penderita diabetes melitus karena dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.

MANFAAT DARI SAWO


Dibalik rasanya yang manis, buah Sawo ternyata menyimpan banyak khasiat. Getah buah dan daunnya, bisa digunakan sebagai obat diare. Selain itu, getahnya dapat digunakan untuk campuran gula-gula. Untuk keperluan obat diare, gunakan lebih kurang 15 tetes getah buah muda, kemudian diseduh dengan 1/2 gelas air matang panas. Hasil seduhan diminum sekaligus.
Selain cara tersebut, juga bisa digunakan cara kedua. Ambillah satu buah sawo muda, cuci sampai bersih. Kemudian diparut, lalu diperas dan disaring. Bila perlu, tambahkan sedikit air matang. Selanjutnya diminum, 2 kali sehari. Atau bisa juga dengan menggunakan daun sawo. Sediakan satu mangkok daun, lalu cincang dalam dua gelas air bersih selama 15 menit. Air rebusan, kemudian diminum tiga kali sehari.
Bagi penderita radang mulut, segeralah ambil satu mangkok daun sawo. Lalu cincang dalam 2 gelas air bersih, rebus selama 10 menit. Pakai air hasil rebusan untuk berkumur. Sementara untuk menyembuhkan disentri, ambil 8 buah sawo muda, cuci bersih. Kunyah-kunyah halus dengan garam secukupnya. Sedikit demi sedikit ditelan, lalu minum air hangat. Lakukan 2 kali sehari hingga sembuh.
Berdasarkan penelitian, daun dan batang sawo ternyata mengandung falvonoida. Di samping itu daun juga mengandung saponin dan batangnya juga mengandung tanin. Zat-zat inilah yang mengambil peran penting, dalam menyembuhkan penyakit-penyakit di atas.

Mengobati Disentri . Ambil 8 buah sawo muda, cuci bersih. Kunyah-kunyah halus dengan garam secukupnya. Sedikit demi sedikit ditelan, lalu minum air hangat. Lakukan 2 kali sehari hingga sembuh.
Tanaman sawo (Achras zapota) termasuk di dalam famili Sapotaceae. Tanaman sawo hidup menahun, memiliki batang berkayu keras, dan percabangannya cukup rapat.
Bunga sawo muncul dari ketiak-ketiak daun, sedangkan buahnya terbentuk menggantung pada tangkai buah.
Sawo memiliki daging buah tebal, mengandung banyak air, dan bergetah. Rasanya manis dan beraroma khas. Bijinya berbentuk bulat memanjang atau bulat pipih, hitam mengkilap, dan berkeping dua. Dari biji, dapat digunakan untuk perkembangbiakan secara generatif.
Namun demikian, khusus untuk tabulampot sawo, sebaiknya menggunakan bibit cangkok. Alasannya, umur panen relatif genjah, sekitar setahun bahkan bisa kurang. Sementara untuk bibit asal biji, akan berbuah sekitar 4-5 tahun.
Buah sawo sekilas mirip kiwi, dan punya banyak khasiat untuk kesehatan. Seperti diberitakan dari buku 'Health Secret of Kiwifruit', sawo sebagai buah yang manis rasanya, selain kaya gula, juga mengandung zat gizi lainnya seperti mineral, vitamin, karbohidrat, dan serat pangan.

Buah ini ternyata baik juga untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah. Maka tak heran, kini buah sawo makin banyak dijual dengan kemasan jus. Tak hanya itu, sawo ternyata juga bisa menyembuhkan beberapa penyakit. Mau tahu manfaat lain dari buah sawo? Buah ini mujarab mengatasi sembelit dan diare.

Citarasa manis dan masirnya sawo menjadikan buah ini banyak diminati orang. Keistimewaan sawo (Achras zapota Linn) juga terletak pada kandungan nutrisi dalam daging buahnya yang berwarna kecokelatan. Di dalam 100 gram buah sawo terkandung energi 102 kkal, protein 0,5 gram, lemak 1,1 gram, karbohidrat 22,4 gram, mineral 0,5 gram, kalsium 25 mg, fosfor 12 mg, besi 1 mg, retinol 18 mcg dan asam askrobat 21 mg.
Kandungan serat di dalam sawo juga cukup tinggi sehingga sangat baik untuk mengatasi gangguan pencernaan seperti sembelit dan diare. Gula sederhana di dalam sawo mampu memulihkan energi secara cepat. Sawo juga bisa minimalkan risiko kanker pencernaan, karena buah ini punya kemampuan mengikat karsinogen di dalam saluran pencernaan.
Selain itu, buah ini juga menjadi sumber kalium yang baik. Di lain pihak, memiliki kadar natrium yang rendah. Perbandingan kandungan kalium dan natrium yang mencapai 16:1, menjadikan sawo sangat baik untuk jantung dan pembuluh darah.
Sawo (Manilkara Zapota) dibudidayakan untuk diambil buahnya. Namun sebenarnya tanaman ini memiliki potensi beragam. Daun, batang, hingga akar bermanfaat baik untuk keperluan lain maupun bagi kesehatan.

Kandungan:
* kulit
- tannin

* biji
- saponin (senyawa beracun)

* buah
- kalium
- energi
- karbohidrat
- vitamin (A, C, B6)
- magnesium
- fosfor

Khasiat:

* daun
- mengobati demam
- obat luka dan borok

* bunga
- ramuan rempah untuk wanita yang melahirkan

* kulit
- obat diare dan demam
 

RESEP MAKANAN/MINUMAN DARI SAWO

A.      Juice Sawo Mentah

Bahan juice sawo mentah
Ø  2 biji sawo mentah
Ø  2 biji kuning telur ayam kampong (lebih dianjurkan kuning telur itik)
Ø  1 sendok makan madu asli
Ø  1 sendok makan susu kental
Ø  2 biji tape ketan.
Cara membuat :
Sawo mentah dikupas, bersihkan hingga tidak bergetah lagi, kemudian dibelah dua dan dibuang bijinya. Seterusnya diparut hingga habis keduanya.
Sawa mentah yang telah diparut dimasukkan kedalam gelas, kemudian diberi madu 1 sendok dan susu kental 1 sendok, diaduk hingga merata.




B.       Resep setup sawo


Resep SETUP SAWO membutuhkan Bahan :

5 sawo matang
5 sdm gula pasir
1 sdt garam
2 potong kayu manis
2 bunga cengkih kering
3 gelas air

Cara membuat :
Sawo dicuci bersih dan dikupas. Kemudian potong memanjang
1 buah menjadi 10 bagian. Sementara itu rebus air bersama
gula pasir, kayu manis dan bunga cengkih, masak sampai
mendidih. Setelah itu disaring, kemudian rebus kembali dan
hanya kayumanis lalu masukkan, potongan sawo. Jika telah mendidih
kecilkan apinya, tutup dan biarkan selama 5 mnt.






Bahan-bahan:
Bahan:
1. Buah sawo, dipilih yang awal matang (belum lembek saat ditekan,
2. kulit buah masih agak keras),
3. Gula pasir,
4. Asam sitrat (Citric Acid) / Sitrun sur (Citroen zuur),
5. Gula halus
6. Air

Alat :
Pisau, telenan, panci, baskom, kompor, sendok, saringan.

Petunjuk
1. Langkah 1-4 sama dengan manisan basah.
2. buat larutan gula dengan mencampurkan air, gula pasir 50%,
Ukuran perbandingan :
1 gelas air : 100 gr gula pasir
= 200 mL : 100 gr gula pasir
3. Menambahkan asam sitrat kira-kira sebanyak 0,6%,
4. Setelah mendidih api dimatikan.
5. Irisan sawo direndam dalam larutan gula kurang lebih semalam,
6. Irisan sawo ditiriskan kemudian ditaburi gula halus,
7. Irisan sawo dijemur/dikering-anginkan sampai tingkat kekeringan seperti kurma.
8. Taburi lagi dengan gula halus, kemudian dikemas.

Pengemasan :
Pengemasan bisa dilakukan menggunakan plastik (usahakan dapat kedap udara). Dapat tahan hingga 2 minggu atau lebih.

Catatan :
Kalau buah sawonya lembek atau sudah matang, sebelum di-
blanching direndam dulu dalam larutan kapur selama satu jam.

http://images.multiply.com/common/dot_clear.gif

TREND DAN ISU KEPERAWATAN KELUARGA

By on 19.59


TREND DAN ISU KEPERAWATAN KELUARGA

1.      Definisi
Kerawatan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang diberi via praktek keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Keberhasilan keperawatan di R.S dapat menjadi sia – sia jika dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Keluarga sebagai titik sentral pelayanan kesehatan. Keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan mewujudkan masyarakat yang sehat. Askep yang diberikan berdasarkan pada masalah kesehatan dari setiap anggota keluarga.

Agar Pelayanan Kesehatan Yang Diberikan Dapat Diterima Oleh Keluarga
-        harus mengerti dan memahami tipe dan struktur keluarga
-        tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya
-        perlu pemahaman setiap tahap perkembangan dan tugas perkembangan

2.      Tindakan Pengkajian Yang Dilakukan
-        Tindakan promosi : Jika keluarga belum memenuhi seluruh tugas perkembangannya.
-        Tindakan prefentif : Agar keluarga mampu mencegah munculnya masalahpada perkembangan berikutnya.

3.      Tugas Perkembangan Keluarga
-        Membina hubungan intim yang memuaskan.
-        Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
-        Mendiskusikan rencana memiliki anak / KB.
 
Beberapa trend dan Isu dalam keperawatan Keluarga diantaranya :
Trend dan isu Global :
1.      Dunia tanpa batas (global village) mempengaruhi sikap dan pola perilaku kekuarga.
2.      Kemajuan dan pertukaran iptek yang semakin global sehingga penyebarannya semakin meluas.
3.      Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat mobilisasi penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh terhadap interaksi keluarga yang berubah.
4.      Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan yang ketak serta menumbuhkan munculnya sekolah-sekolah yang mengutamakan kualitas pendidikan.
5.      Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta pelayanan kesehatan menuntut standar profesionalitas keperawatan yang tinggi.

Trend dan Isu Nasional :
1.      Semakin tingginya tuntutan profesionalitas pelayanan kesehatan.
2.      Penerapan desentralisasi yang juga melibatkan bidang kesehatan.
3.      Peran serta masyarakat yang semakin tinggi dalam bidang kesehatan.
4.      Munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan masyarakat seperti diberikannya bantuan bagi keluarga miskin serta asuransi kesehatan lainnya bagi keluarga yang tidak mampu.
 

Beberapa permasalahan mengenai trend dan isu keperawatan keluarga yang muncul di indonesia :
-        Sumberdaya tenaga kesehatan yang belum dapat bersaing secara global serta belum adanya perawat keluarga secara khusus di negara kita
-        Penghargaan dan reward yang dirasakan masih kurang bagi para tenaga kesehatan.
-        Pelayanan kesehatan yang diberikan sebagian besar masih bersifat pasif.
-        Masih tingginya biaya pengobatan khususnya di sarana-sarana pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas baik.
-        Pengetahuan dan ketrapilan perawat yang masih perlu ditingkatka.
-        Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang belum berkembang.
-        Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun telah disusun telh disusun pedoman pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan secara umum.
-        Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan fasilitas transfortasi yang cukup.
-        Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.
-        Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
-        Lahan praktek yang terbatas.
-        Sarana dan prasarana pendidikan juga terbatas.
-        Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang.
-        Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang.

TREND DAN CURRENT ISSUE KEPERAWATAN KELUARGA

-        Dunia tanpa batas (global vilage) mempengaruhi sikap dan pola perilaku keluarga.

-        Kemajuan dan pertukaran iptek

-        Kemajuan teknologi transportasi  à migrasi mudah  à interaksi keluarga berubah

-        Kesiapan untuk bersaing secara berkualitas  à sekolah-sekolah berkualitas

-        Kompetensi global tenaga kesehatan/ keperawatan.


*      Pelayanan : 
-        SDM belum dapat menjawab tantangan global  à belum ada perawat keluarga.
-        Penghargaan / reward rendah.
-        Bersikap pasif.
-        Biaya pelayanan kesehatan rawat inap mahal.
-        Pengetahuan dan keterampilan perawat masih rendah
-        Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang belum berkembang.
-        Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang  (DEPKES sudah mneyusun pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model keperwatan keluarga di rumah & perlu disosialisasikan).
-        Keperawatan keluarga/ komunitas dianggap tidak menantang.
-        Geografis luas namun tidak ditunjang dengan fasilitas.
-        Kerjasama lintas program dan lintas sector belum memadai.
-        Model pelayanan  belum mendukung peranan aktif semua profesi


Pendidikan:
-        Lahan praktik terbatas; pendirian pendidikan keperawatan cenderung “mudah”
-        Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas.
-        Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas.
-        Rasio pengajar : mahasiswa belum seimbang.
-        Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang.

Profesi:
-        Standar kompetensi belum disosialisasikan
-        Belum ada model pelayanan yang dapat menjadi acuan
-        Kompetensi  berbagai jenjang pendidikan tidak berbatas.
-        Mekanisme akreditasi belum berjalan dengan baik.
-        Peranan profesi di masa depan dituntut lebih banyak.
-        Perlu pengawalan dan pelaksanaan undang-undang praktik keperawatan.