Senin, 04 Maret 2013

PRE EKLAMPSIA BERAT

By on 03.33


PRE EKLAMPSIA BERAT

I.          KONSEP DASAR PENYAKIT
A.       PENGERTIAN
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).
            Pre Eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilanpenyakit ini umumnya timbul pada triwulan ketiga kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, missal pada mola hidatidosa.( Sarwono prawiharjdo : 282)

B.       ETIOLOGI
Apa yang menjadi penyebab pre eklampsia sampai sekarang belum diketahui, teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab pre eklampsia adalah iskemia plasenta, akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat diterankan semua hal yang bertalian dengan dengan penyakit itu.

C.       PATOFISIOLOGI
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ , termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial. Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation.


D.       POHON MASALAH
E.       PERSALINAN
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir.
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri, tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung krang dari 24 jam melalui jalan lahir.
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar secara spontan tanpa bantuan alatdan tidak melukai ibu dan janin yang berlangsung sekitar 18-24 jam dengan letak janin belakang kepala.
Persalinan dibagi menjadi 4 kala, yaitu:
1.      Kala I
Dimulai dari saat persalinan mulai, sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase, yaitu fase laten (8 cm) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 cm) serviks membuka dari 5 cm sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
2.      Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3.      Kala III
Dimulai segera setelah lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4.      Kala IV
Dimulai dari saat lahir plasenta sampai 2 jam pertama post partum.

a)         Pembagian persalinan
1.   Menurut cara persalinan
a.    Partus spontan
Proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung 24 jam.
b.    Partus luar biasa
·      Partus buatan adalah persalinan  yang dibantu tenaga dari luar  seperti : Sectio Caesaria,Vacum Ekstraksi, Forceps dll
·      Partus anjuran adalah persalianan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru dimulai setelah pengobatan misalnya pemecahan ketuban, pemberian pitocin (prostaglandin)/induksi.

2.      Menurut umur kehamilan
a.    Abortus adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup BB janin < 500 gr, umur kehamilan  20 minggu
b.    Partus immaturus adalah pengeluaran buah kehamilan antara 20 – 28 mgg dengan berat antara 500 – 999 gr
c.    Partus prematurus adalah persalinan dengan umur kehamilan antara 28-36 mgg dengan berat janin antara 1000 - 2499 gr.
d.   Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah persalinan dengan umur kehamilan antara 36 - 42 mgg dengan berat janin 2500 - 4000 gr.
e.    Partus post maturus/serotinus adalah persalinan dengan umur kehamilan lebih dari 43 mgg.
f.     Partus presipitius adalah persalinan yang berlangsung cepat dalam keadaan/tempat dimana saja.

b)      Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan
1.    Teori penurunan hormon estrogen dan progesteron (1 - 2 mgg sebelum partus). Progesteron menimbulkan relaksasi otot rahim dan estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
2.    Teori placenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menyebabkan kontraksi uterus.
3.    Teori distensi rahim menjadi besar dan menegang menyebabkan ischemia otot rahim yang mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
4.    Teori iritasi mekanik: ganglion bergeser dan tertekan pada belakang servik sehingga timbul kontraksi.
5.    Induksi persalinan ( induction of labour )

Persalinan dapat pula ditimbulkan dengan jalan:
a.     Bagang laminaria
           Laminaria dimasukkan dalam kanalis serviks untuk merangsang fleksus trankehauses
b.    Amniotomi ( pemecahan ketuban )
c.     Oxytoxin drip

c)      Tanda-tanda persalinan
Disebut kala pendahuluan (prepatory stage of labour)
1.    Perut > melebar, TFU turun
2.    Lightening/settling
3.    Polakissuria (sering kencing)
4.    Perasaan sakit perut dan pinggang ® false labour pains
5.    Serviks lembek, lendir bercampur darah (bloody show)

Tanda persalinan secara umum:
1.    Adanya his persalinan
2.    Mengeluarkan lendir dan darah
3.    Keluarnya air sekonyong-konyong dari jalan lahir
4.    Adanya pembukaan pada serviks uteri


F.        MANIFESTASI KLINIK
Biasanya tanda-tanda pre eklampsia berat timbul dalam urutan :
·         Tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg
·         Tekanan darah diastolic lebih dari 110 mmHg
·         Peningkatan kadar enzim hati atau ikterus
·         Trombosit kurang dari 100.000 mm3
·         Oliguria kurang dari 400 ml/ hari
·         Proteinuria lebih dari 3 gr/ ltr
·         Nyeri epigastrium
·         Perdarahan retina
·         Edema pulmonum
·         Koma

G.      PENATALAKSANAAN
Pada penderita yang masuk RS sudah dengan tanda-tanda dan gejala pre eklampsia berat segera harus diberi sedative yang kuat untuk mencegah terjadinya kejang-kejang, sebagai pengobatan untuk mencegah terjadinya kejang dapat diberikan larutan sulfas magnetikus 40 % sebanyak 10 ml ( 4gr), obat anti konvulsi diazepham 20 mg IM, obat anti hipertensi seperti metildopa diberikan 3x125 mg/ hari, vasodilator seperti Hidralzin diberikan 4x25 mg/hari, obat hpotensif pada pre eklamsia berat diperlukan karena dengan menurunkan tekanan darah kemungkinan kejang dan apopleksia serebri menjadi lebih kecil.
Penilaian kondisi janin
  1. pemantauan tinggi fundus uteri
  2. pemeriksaan USG
  3. pemantauan gerakan janin
  4. Profil biofisik janin
·         reksi DJJ terhadap gerakan janin
·         volume cairan ketuban
·         gerakan janin
·         gerakan pernafasan janin
·         tonus janin
5.      pemeriksaan perfusi plasenta (uterine blood flow)

Penatalaksanaan untuk rawat inap atau rawat jalan
1.      Pre Eklampsia Ringan (PER)
a.          Rawat jalan
·                     Anjurkan istirahat baring 2 jam siang hari dan tidur > 8 jam malam hari. Jika sudah tidur beri fenobarbital 3x30 mg/hari.
·                     Diberikan obat penunjang antara lain: Vit B komplek, Vit C/Vit C dan zat besi.
·                     Kunjungan ulang dilakukan 1 minggu kemudian untuk menilai perkembangan kehamilan da kesejahteraan janin.
·                     Diet biasa (tidak perlu diet rendah garam)
b.         Rawat inap
Kriteria untuk rawat inap bagi pasien yang telah diterapi dalam 2x kunjungan selama 1 minggu tidak ada perbaikan klinis/laboratorium.

2.      Pre Eklampsia Berat (PEB)
a.       Baringkan ibu miring kiri
b.      Pasang infus RL/Ns
c.       Injeksi 10 gr MgSo4 40% (5 gr IM pada bokong kiri dan kanan)
d.      Berikan dosis awal 4 mg MgSo4 20% IV selama 2 menit
e.       Rujuk ibu kefasilitas gadar obstetrik dan BBL
f.       Dampingi ibu ke tempat rujukan. Berilah dukungan dan semangat

 Penderita diusahakan agar:
a)      Terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangan suara/sinar
b)      Terpasang infus D5%/RL
c)      Dilakukan pemeriksaan
·         Pemeriksaan umum: Pemeriksaan TTV
·         Pemeriksaan leopod, DJJ, pemeriksaan dalam (evaluasi pembukaan, dan keadaan janin dalam rahim)
·         Pemeriksaan duer kateter
·         Evaluasi keseimbangan

Terapi
·         Sellativa: phenobarbital 3x100 mg, vallium 3x20 mg

Menghindari kejang
a)      Magnesium sulfat: inisial dosis 20 mg IM. Observasi: RR tidak kurang dari 16x/menit, refleks patela positif, urin tidak kurang dari 600 cc/4 jam
b)      Vallium : inisial dosis 20 mg IV
c)      Bila terjadi ologourine diberikan glukosa 40% IV untuk menarik cairan dari jaringan sehingga dapat merangsang deuritis

Setelah keadaan pasien pre eklampsia berat dapat diatasi pertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan berdasarkan:
a)      Kehamilan cukup bulan
b)      Mempertahankan kehamialn sampai mendeteksi cukup bulan
c)      Kegagalan pengobatan PEB, kehamilan diakhiri tanpa memandang umur

Pemberian MgSo4 (40%) 20 cc
a)      10 cc bokong kiri
b)      10 cc bokong kanan
c)      Mamtenance 10 cc/6 jam
II.       KONSEP DASAR ASKEP
A.       PENGKAJIAN
  1. Identitas :
Pengkajian meliputi Nama Kx, nama suami, pendidikan, agama, suku bangsa, alamat, Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun

2.      Keluhan utama : Apakah terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri epigastrium,  mual muntah, penglihatan kabur

3.      Riwayat kesehatan:
·      Riwayat kesehatan sebelumnya
Apakah Kx pernah penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM,
·      Riwayat kesehatan keluarga
Apakah keluarga Kx ada yang mengalami penyakit infeksi, dan penyakit keturunan seperti DM, Hipertensi.
·      Kebiasaan
Apakah Kx sering mengkonsumsi obat-obatan, jamu, atau Kx seseorang yang mengkonsumsi Alkohol.

4.      Riwayat kehamilan dan persalinan :
·         Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya : Apakah Kx pernah mengalami riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya
·         Riwayat kehamilan dan persalinan Sekarang : -

5.      Riwayat Obstetri
Pada usia berapa Kx menarche, lamanya siklus, apakah ada flour Albus ( warna, bau, gatal), Bagaimana Ante natal care ( Frekuensi dan dimana)


6.      Riwayat penggunaan kontrasepsi
Apa jenis kontrasepsi yang digunakan, lamanya penggunaan, apakah ada keluhan.

7.      Pola keluhan sehari-hari :
·            Nutrisi : Bagaimana asupan gizi Kx, Frekuensi makan Kx, jenis makanan Kx, asupan cairan dan frekuensi minum, adakah makanan & minuman pantangan.
·            Eliminasi : Bagaimana pola eliminasi Kx, frekuensi, konsistensi, adakah penggunaan alat Bantu dalam proses eliminasi, seperti pispot atau kateter.
·            Istirahat atau tidur : Bagaimana pola istirahat dan tidur Kx, adakah hal-hal yang menyebbakan perubahan pola tidur dan istirahat Kx.
·            Aktivitas : bagaimana aktivitas Kx sebelum dan saat dirawat di RS, apakah Kx dalam beraktifitas dibantu oleh keluarga tau perawat, tau apakah Kx menggunakan alat Bantu seperti Kruk, Kursi roda, atau tongkat.
·            Kebersihan diri : Bagaimana kebersihan diri Kx, frekuensi mandi, ganti baju, memotong kuku, apakah Kx dibantu oleh keluarga atau perawat daam proses perawatan diri.

8.      Data Psikologis
Bagaimana kesiapan mental ibu, rencana perawatn bayi, bagaimana tanggapan suami dan keluarga tentang kehamilan.

B.       DATA OBYEKTIF :
Keadaan umum
TTV      TD : Meningkat
             Nadi :Meningkat
             RR : -
             Temp : -
Tinggi badan
Berat badan
Kepala dan Muka
Kesimetrisan, kebersihan rambut, distribusi rambut, jenis rambut dan warna, kesimetrisan bentuk mata, ketajaman penglihatan, apakah enemis, ikterik, pada sclera dan konjungtiva, Kesimetrisan hidung, fungsi penciuman, apakah ada secret atau obstruksi, dan apakah ada peradangan, pada mulut bagaimana kebersihan mulut, warna mukosa, kebersihan lidah apakah kx mengelami disfagia.
a)      Dada
Kesimetrisan bentuk dada, bagaimana putting susu kx, apakah Kx menyusui, kebersihan putting susu kx.
b)      Abdomen
Apakah ada luka bekas operasi, bagaimana ketinggian fundus uteri, dan kebersihan abdomen.
c)      Genetalia
Lochea dan jenis lochea, kebersihan, bau, warna, dan bagaimana jahitan perenium.
d)     Tungkai
Apakah Kx mengelami Varises atau dakah odema, pemebengkakan sendi, atau osteoporosis.
e)      Pemeriksaan fokus
                                i.            Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
                              ii.            Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
                            iii.            Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
                            iv.            Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM ( jika refleks + )
f)       Pemeriksaan penunjang ;
                             i.               Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan interval 6 jam
                           ii.               Laboratorium : protein urin dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
                         iii.               Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
                         iv.               Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak
                           v.               USG ; untuk mengetahui keadaan janin

C.       MASALAH KEPERAWATAN
a.       Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ ( vasospasme  dan peningkatan tekanan darah )
b.      Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada plasenta
c.       Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir
d.      Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinan

D.          PERENCANAAN

Diagnosa keperawatan I :
Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi kejang pada ibu

Kriteria Hasil :
a)         Kesadaran : compos mentis, GCS : 15 ( 4-5-6 )
b)        Tanda-tanda vital :
            Tekanan Darah   : 100-120/70-80 mmHg        Suhu    : 36-37 C
            Nadi                   : 60-80 x/mnt                        RR       : 16-20 x/mnt
Intervensi :
  1. Monitor tekanan darah tiap 4 jam
R/. Tekanan diastole > 110 mmHg dan sistole 160 atau lebih merupkan indikasi dari PIH
  1. Catat tingkat kesadaran pasien
R/. Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah otak
  1. Kaji adanya tanda-tanda eklampsia ( hiperaktif, reflek patella dalam, penurunan nadi,dan respirasi, nyeri epigastrium dan oliguria )
R/. Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada  otak, ginjal, jantung dan paru yang mendahului status kejang
  1. Monitor adanya tanda-tanda dan gejala persalinan atau adanya kontraksi uterus
R/. Kejang akan meningkatkan kepekaan uterus yang akan memungkinkan terjadinya persalinan
  1. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti hipertensi dan SM
R/. Anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah dan SM untuk mencegah terjadinya kejang



Diagnosa keperawatan II :
Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada plasenta
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi foetal distress pada janin

Kriteria Hasil :
a)                  DJJ ( + ) : 12-12-12
b)                  Hasil NST :
c)                  Hasil USG ;

Intervensi :
  1. Monitor DJJ sesuai indikasi
R/. Peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya hipoxia, prematur dan solusio plasenta
  1. Kaji tentang pertumbuhan janin
R/. Penurunan fungsi plasenta mungkin diakibatkan karena hipertensi sehingga timbul IUGR
  1. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut,  perdarahan, rahim tegang, aktifitas janin turun )
R/. Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala solutio plasenta dan tahu akibat hipoxia bagi janin
  1. Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM
R/. Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi jantung serta aktifitas janin
  1. Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST
R/. USG dan NST untuk mengetahui keadaan/kesejahteraan janin




Diagnosa keperawatan III :
Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan ibu mengerti penyebab nyeri dan dapat mengantisipasi rasa nyerinya
Kriteria Hasil :
a)      Ibu mengerti penyebab nyerinya
b)      Ibu mampu beradaptasi terhadap nyerinya

Intervensi :
1. Kaji tingkat intensitas nyeri pasien
R/. Ambang nyeri setiap orang berbeda ,dengan demikian akan dapat menentukan tindakan perawatan yang sesuai dengan respon pasien terhadap nyerinya
2. Jelaskan penyebab nyerinya
R/. Ibu dapat memahami penyebab nyerinya sehingga bisa kooperatif
3. Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbul
R/. Dengan nafas dalam otot-otot dapat berelaksasi , terjadi vasodilatasi pembuluh darah, expansi paru optimal sehingga kebutuhan 02 pada jaringan terpenuhi
4. Bantu ibu dengan mengusap/massage pada bagian yang nyeri
R/. untuk mengalihkan perhatian pasien


Diagnosa keperawatan IV :
Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan kecemasan ibu berkurang atau hilang
Kriteria Hasil :
a)                  Ibu tampak tenang
b)                  Ibu kooperatif terhadap tindakan perawatan
c)                  Ibu dapat menerima kondisi yang dialami sekarang
Intervensi :
1.      Kaji tingkat kecemasan ibu
R/. Tingkat kecemasan ringan dan sedang bisa ditoleransi dengan pemberian pengertian sedangkan yang berat diperlukan tindakan medikamentosa.
2.      Jelaskan mekanisme proses persalinan
R/. Pengetahuan terhadap proses persalinan diharapkan dapat mengurangi emosional ibu yang maladaptif
  1. gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif
R/. Kecemasan akan dapat teratasi jika mekanisme koping yang dimiliki ibu efektif
  1. Beri support system pada ibu
R/. ibu dapat mempunyai motivasi untuk menghadapi keadaan yang sekarang secara lapang dada asehingga dapat membawa ketenangan hati



















DAFTAR PUSTAKA

Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geisster (2000), Rencana Asuhan Keperawatan. Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta.

Muctar Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta. ECG.

Prawirohardjo, Sarwono: 282. 1997. Ilmu Kebidanan. Jakarta YBP. SP.

Taber. Ben Zion, MD. Kapita Selekta: Kedaruratan Obstetri Dan Ginekologi, Penerbit ECG. Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar