PRE EKLAMPSIA BERAT
I.
KONSEP DASAR PENYAKIT
A. PENGERTIAN
Pre eklampsia adalah sekumpulan
gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari
hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan
vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul
setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).
Pre
Eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria
yang timbul karena kehamilanpenyakit ini umumnya timbul pada triwulan ketiga
kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, missal pada mola hidatidosa.(
Sarwono prawiharjdo : 282)
B.
ETIOLOGI
Apa yang menjadi penyebab pre
eklampsia sampai sekarang belum diketahui, teori yang dewasa ini banyak
dikemukakan sebagai sebab pre eklampsia adalah iskemia plasenta, akan tetapi,
dengan teori ini tidak dapat diterankan semua hal yang bertalian dengan dengan
penyakit itu.
C.
PATOFISIOLOGI
Pada pre eklampsia terdapat
penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan
ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ , termasuk ke utero plasental fatal
unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi
vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial.
Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari
sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan
organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya
gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin
Growth Retardation.
D.
POHON MASALAH
E.
PERSALINAN
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan
janin turun ke dalam jalan lahir.
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong
keluar melalui jalan lahir. Persalinan normal (partus spontan) adalah proses
lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu
sendiri, tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung
krang dari 24 jam melalui jalan lahir.
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar secara
spontan tanpa bantuan alatdan tidak melukai ibu dan janin yang berlangsung
sekitar 18-24 jam dengan letak janin belakang kepala.
Persalinan dibagi menjadi 4 kala, yaitu:
1.
Kala I
Dimulai dari saat
persalinan mulai, sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2
fase, yaitu fase laten (8 cm) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 cm)
serviks membuka dari 5 cm sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama
fase aktif.
2.
Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm)
sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam
pada multi.
3.
Kala III
Dimulai segera setelah lahir sampai
lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4.
Kala IV
Dimulai dari saat lahir plasenta
sampai 2 jam pertama post partum.
a)
Pembagian persalinan
1.
Menurut cara persalinan
a. Partus spontan
Proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan
tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang
umumnya berlangsung 24 jam.
b. Partus luar biasa
·
Partus buatan adalah
persalinan yang dibantu tenaga dari
luar seperti : Sectio Caesaria,Vacum
Ekstraksi, Forceps dll
·
Partus anjuran adalah
persalianan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru dimulai setelah
pengobatan misalnya pemecahan ketuban, pemberian pitocin
(prostaglandin)/induksi.
2.
Menurut umur kehamilan
a.
Abortus adalah terhentinya
kehamilan sebelum janin dapat hidup BB janin < 500 gr, umur kehamilan 20 minggu
b.
Partus immaturus adalah
pengeluaran buah kehamilan antara 20 – 28 mgg dengan berat antara 500 – 999 gr
c.
Partus prematurus adalah
persalinan dengan umur kehamilan antara 28-36 mgg dengan berat janin antara
1000 - 2499 gr.
d.
Partus maturus atau aterm (cukup
bulan) adalah persalinan dengan umur kehamilan antara 36 - 42 mgg dengan berat
janin 2500 - 4000 gr.
e.
Partus post maturus/serotinus
adalah persalinan dengan umur kehamilan lebih dari 43 mgg.
f.
Partus presipitius adalah
persalinan yang berlangsung cepat dalam keadaan/tempat dimana saja.
b)
Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan
1.
Teori penurunan hormon estrogen
dan progesteron (1 - 2 mgg sebelum partus). Progesteron menimbulkan relaksasi
otot rahim dan estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Pada akhir kehamilan
kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
2.
Teori placenta menjadi tua akan
menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menyebabkan kontraksi uterus.
3.
Teori distensi rahim menjadi besar
dan menegang menyebabkan ischemia otot rahim yang mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
4.
Teori iritasi mekanik: ganglion
bergeser dan tertekan pada belakang servik sehingga timbul kontraksi.
5.
Induksi persalinan ( induction of
labour )
Persalinan dapat pula ditimbulkan dengan jalan:
a.
Bagang laminaria
Laminaria
dimasukkan dalam kanalis serviks untuk merangsang fleksus trankehauses
b.
Amniotomi ( pemecahan ketuban )
c.
Oxytoxin drip
c) Tanda-tanda persalinan
Disebut
kala pendahuluan (prepatory stage of
labour)
1.
Perut > melebar, TFU turun
2.
Lightening/settling
3.
Polakissuria (sering kencing)
4.
Perasaan sakit perut dan pinggang ® false labour pains
5.
Serviks lembek, lendir bercampur
darah (bloody show)
Tanda
persalinan secara umum:
1.
Adanya his persalinan
2.
Mengeluarkan lendir dan darah
3.
Keluarnya air sekonyong-konyong dari
jalan lahir
4.
Adanya pembukaan pada serviks
uteri
F.
MANIFESTASI KLINIK
Biasanya tanda-tanda pre eklampsia berat timbul dalam urutan
:
·
Tekanan darah sistolik
lebih dari 160 mmHg
·
Tekanan darah diastolic
lebih dari 110 mmHg
·
Peningkatan kadar enzim
hati atau ikterus
·
Trombosit kurang dari
100.000 mm3
·
Oliguria kurang dari 400
ml/ hari
·
Proteinuria lebih dari 3
gr/ ltr
·
Nyeri epigastrium
·
Perdarahan retina
·
Edema pulmonum
·
Koma
G.
PENATALAKSANAAN
Pada penderita yang masuk RS sudah
dengan tanda-tanda dan gejala pre eklampsia berat segera harus diberi sedative
yang kuat untuk mencegah terjadinya kejang-kejang, sebagai pengobatan untuk
mencegah terjadinya kejang dapat diberikan larutan sulfas magnetikus 40 %
sebanyak 10 ml ( 4gr), obat anti konvulsi diazepham 20 mg IM, obat anti
hipertensi seperti metildopa diberikan 3x125 mg/ hari, vasodilator seperti
Hidralzin diberikan 4x25 mg/hari, obat hpotensif pada pre eklamsia berat
diperlukan karena dengan menurunkan tekanan darah kemungkinan kejang dan
apopleksia serebri menjadi lebih kecil.
Penilaian kondisi janin
- pemantauan tinggi fundus uteri
- pemeriksaan USG
- pemantauan gerakan janin
- Profil biofisik janin
·
reksi DJJ terhadap gerakan
janin
·
volume cairan ketuban
·
gerakan janin
·
gerakan pernafasan janin
·
tonus janin
5. pemeriksaan perfusi plasenta (uterine blood flow)
Penatalaksanaan untuk rawat inap atau rawat jalan
1.
Pre Eklampsia Ringan (PER)
a.
Rawat jalan
·
Anjurkan istirahat baring 2
jam siang hari dan tidur > 8 jam malam hari. Jika sudah tidur beri
fenobarbital 3x30 mg/hari.
·
Diberikan obat penunjang
antara lain: Vit B komplek, Vit C/Vit C dan zat besi.
·
Kunjungan ulang dilakukan 1
minggu kemudian untuk menilai perkembangan kehamilan da kesejahteraan janin.
·
Diet biasa (tidak perlu
diet rendah garam)
b.
Rawat inap
Kriteria untuk rawat inap bagi pasien yang telah
diterapi dalam 2x kunjungan selama 1 minggu tidak ada perbaikan
klinis/laboratorium.
2.
Pre Eklampsia Berat (PEB)
a.
Baringkan ibu miring kiri
b.
Pasang infus RL/Ns
c.
Injeksi 10 gr MgSo4 40% (5 gr IM
pada bokong kiri dan kanan)
d.
Berikan dosis awal 4 mg MgSo4 20%
IV selama 2 menit
e.
Rujuk ibu kefasilitas gadar
obstetrik dan BBL
f.
Dampingi ibu ke tempat rujukan.
Berilah dukungan dan semangat
Penderita diusahakan agar:
a)
Terisolasi sehingga tidak mendapat
rangsangan suara/sinar
b)
Terpasang infus D5%/RL
c)
Dilakukan pemeriksaan
·
Pemeriksaan umum:
Pemeriksaan TTV
·
Pemeriksaan leopod, DJJ,
pemeriksaan dalam (evaluasi pembukaan, dan keadaan janin dalam rahim)
·
Pemeriksaan duer kateter
·
Evaluasi keseimbangan
Terapi
·
Sellativa: phenobarbital
3x100 mg, vallium 3x20 mg
Menghindari kejang
a)
Magnesium sulfat: inisial dosis 20
mg IM. Observasi: RR tidak kurang dari 16x/menit, refleks patela positif, urin
tidak kurang dari 600 cc/4 jam
b)
Vallium : inisial dosis 20 mg IV
c)
Bila terjadi ologourine diberikan
glukosa 40% IV untuk menarik cairan dari jaringan sehingga dapat merangsang
deuritis
Setelah keadaan
pasien pre eklampsia berat dapat diatasi pertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan berdasarkan:
a)
Kehamilan cukup bulan
b)
Mempertahankan kehamialn sampai
mendeteksi cukup bulan
c)
Kegagalan pengobatan PEB,
kehamilan diakhiri tanpa memandang umur
Pemberian MgSo4
(40%) 20 cc
a)
10 cc bokong kiri
b)
10 cc bokong kanan
c)
Mamtenance 10 cc/6 jam
II. KONSEP DASAR ASKEP
A. PENGKAJIAN
- Identitas :
Pengkajian meliputi
Nama Kx, nama suami, pendidikan, agama, suku bangsa, alamat, Umur biasanya
sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun
2. Keluhan utama : Apakah terjadi peningkatan tensi, oedema,
pusing, nyeri epigastrium, mual muntah,
penglihatan kabur
3. Riwayat kesehatan:
·
Riwayat kesehatan
sebelumnya
Apakah Kx pernah
penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM,
·
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah keluarga Kx
ada yang mengalami penyakit infeksi, dan penyakit keturunan seperti DM,
Hipertensi.
·
Kebiasaan
Apakah Kx sering
mengkonsumsi obat-obatan, jamu, atau Kx seseorang yang mengkonsumsi Alkohol.
4.
Riwayat kehamilan dan persalinan :
·
Riwayat kehamilan dan
persalinan sebelumnya : Apakah Kx pernah mengalami riwayat kehamilan ganda,
mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau
eklamsia sebelumnya
·
Riwayat kehamilan dan
persalinan Sekarang : -
5. Riwayat Obstetri
Pada usia berapa Kx menarche, lamanya siklus,
apakah ada flour Albus ( warna, bau, gatal), Bagaimana Ante natal care (
Frekuensi dan dimana)
6.
Riwayat penggunaan kontrasepsi
Apa jenis
kontrasepsi yang digunakan, lamanya penggunaan, apakah ada keluhan.
7. Pola keluhan sehari-hari :
·
Nutrisi : Bagaimana asupan
gizi Kx, Frekuensi makan Kx, jenis makanan Kx, asupan cairan dan frekuensi
minum, adakah makanan & minuman pantangan.
·
Eliminasi : Bagaimana pola
eliminasi Kx, frekuensi, konsistensi, adakah penggunaan alat Bantu dalam proses
eliminasi, seperti pispot atau kateter.
·
Istirahat atau tidur :
Bagaimana pola istirahat dan tidur Kx, adakah hal-hal yang menyebbakan
perubahan pola tidur dan istirahat Kx.
·
Aktivitas : bagaimana
aktivitas Kx sebelum dan saat dirawat di RS, apakah Kx dalam beraktifitas dibantu
oleh keluarga tau perawat, tau apakah Kx menggunakan alat Bantu seperti Kruk,
Kursi roda, atau tongkat.
·
Kebersihan diri : Bagaimana
kebersihan diri Kx, frekuensi mandi, ganti baju, memotong kuku, apakah Kx
dibantu oleh keluarga atau perawat daam proses perawatan diri.
8. Data Psikologis
Bagaimana kesiapan mental ibu, rencana
perawatn bayi, bagaimana tanggapan suami dan keluarga tentang kehamilan.
B.
DATA OBYEKTIF :
Keadaan umum
TTV TD : Meningkat
Nadi
:Meningkat
RR
: -
Temp
: -
Tinggi badan
Berat badan
Kepala dan Muka
Kesimetrisan, kebersihan rambut,
distribusi rambut, jenis rambut dan warna, kesimetrisan bentuk mata, ketajaman
penglihatan, apakah enemis, ikterik, pada sclera dan konjungtiva, Kesimetrisan
hidung, fungsi penciuman, apakah ada secret atau obstruksi, dan apakah ada
peradangan, pada mulut bagaimana kebersihan mulut, warna mukosa, kebersihan
lidah apakah kx mengelami disfagia.
a)
Dada
Kesimetrisan bentuk dada, bagaimana putting
susu kx, apakah Kx menyusui, kebersihan putting susu kx.
b)
Abdomen
Apakah ada luka bekas operasi, bagaimana
ketinggian fundus uteri, dan kebersihan abdomen.
c)
Genetalia
Lochea dan jenis lochea, kebersihan, bau,
warna, dan bagaimana jahitan perenium.
d)
Tungkai
Apakah Kx mengelami Varises atau dakah
odema, pemebengkakan sendi, atau osteoporosis.
e)
Pemeriksaan fokus
i.
Inspeksi : edema yang tidak hilang
dalam kurun waktu 24 jam
ii.
Palpasi : untuk mengetahui TFU,
letak janin, lokasi edema
iii.
Auskultasi : mendengarkan DJJ
untuk mengetahui adanya fetal distress
iv.
Perkusi : untuk mengetahui refleks
patella sebagai syarat pemberian SM ( jika refleks + )
f)
Pemeriksaan penunjang ;
i.
Tanda vital yang diukur dalam
posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan interval 6 jam
ii.
Laboratorium : protein urin dengan
kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2
pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum
kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
iii.
Berat badan : peningkatannya lebih
dari 1 kg/minggu
iv.
Tingkat kesadaran ; penurunan GCS
sebagai tanda adanya kelainan pada otak
v.
USG ; untuk mengetahui keadaan
janin
C. MASALAH KEPERAWATAN
a. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan
penurunan fungsi organ ( vasospasme dan
peningkatan tekanan darah )
b. Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan
dengan perubahan pada plasenta
c. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi
uterus dan pembukaan jalan lahir
d. Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang
tidak efektif terhadap proses persalinan
D.
PERENCANAAN
Diagnosa keperawatan
I :
Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan
penurunan fungsi organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi kejang
pada ibu
Kriteria Hasil :
a)
Kesadaran : compos mentis, GCS :
15 ( 4-5-6 )
b)
Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 100-120/70-80 mmHg Suhu : 36-37 C
Nadi :
60-80 x/mnt RR : 16-20 x/mnt
Intervensi :
- Monitor tekanan darah tiap 4 jam
R/. Tekanan diastole > 110 mmHg
dan sistole 160 atau lebih merupkan indikasi dari PIH
- Catat tingkat kesadaran pasien
R/. Penurunan kesadaran sebagai
indikasi penurunan aliran darah otak
- Kaji adanya tanda-tanda eklampsia ( hiperaktif, reflek patella dalam, penurunan nadi,dan respirasi, nyeri epigastrium dan oliguria )
R/. Gejala tersebut merupakan
manifestasi dari perubahan pada otak,
ginjal, jantung dan paru yang mendahului status kejang
- Monitor adanya tanda-tanda dan gejala persalinan atau adanya kontraksi uterus
R/. Kejang akan meningkatkan
kepekaan uterus yang akan memungkinkan terjadinya persalinan
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti hipertensi dan SM
R/. Anti hipertensi untuk
menurunkan tekanan darah dan SM untuk mencegah terjadinya kejang
Diagnosa keperawatan
II :
Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin
berhubungan dengan perubahan pada plasenta
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi foetal
distress pada janin
Kriteria Hasil :
a)
DJJ ( + ) : 12-12-12
b)
Hasil NST :
c)
Hasil USG ;
Intervensi :
- Monitor DJJ sesuai indikasi
R/. Peningkatan DJJ sebagai
indikasi terjadinya hipoxia, prematur dan solusio plasenta
- Kaji tentang pertumbuhan janin
R/. Penurunan fungsi plasenta
mungkin diakibatkan karena hipertensi sehingga timbul IUGR
- Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahim tegang, aktifitas janin turun )
R/. Ibu dapat mengetahui tanda dan
gejala solutio plasenta dan tahu akibat hipoxia bagi janin
- Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM
R/. Reaksi terapi dapat menurunkan
pernafasan janin dan fungsi jantung serta aktifitas janin
- Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST
R/. USG dan NST untuk mengetahui
keadaan/kesejahteraan janin
Diagnosa keperawatan
III :
Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi
uterus dan pembukaan jalan lahir
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan ibu mengerti penyebab
nyeri dan dapat mengantisipasi rasa nyerinya
Kriteria Hasil :
a)
Ibu mengerti penyebab nyerinya
b)
Ibu mampu beradaptasi terhadap
nyerinya
Intervensi :
1. Kaji tingkat intensitas nyeri pasien
R/. Ambang nyeri setiap orang
berbeda ,dengan demikian akan dapat menentukan tindakan perawatan yang sesuai
dengan respon pasien terhadap nyerinya
2. Jelaskan penyebab nyerinya
R/. Ibu dapat memahami penyebab
nyerinya sehingga bisa kooperatif
3. Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila
HIS timbul
R/. Dengan nafas dalam otot-otot
dapat berelaksasi , terjadi vasodilatasi pembuluh darah, expansi paru optimal
sehingga kebutuhan 02 pada jaringan terpenuhi
4. Bantu ibu dengan mengusap/massage pada bagian yang nyeri
R/. untuk mengalihkan perhatian
pasien
Diagnosa keperawatan
IV :
Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang
tidak efektif terhadap proses persalinan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan kecemasan ibu berkurang
atau hilang
Kriteria Hasil :
a)
Ibu tampak tenang
b)
Ibu kooperatif terhadap tindakan
perawatan
c)
Ibu dapat menerima kondisi yang
dialami sekarang
Intervensi :
1.
Kaji tingkat kecemasan ibu
R/. Tingkat kecemasan ringan dan
sedang bisa ditoleransi dengan pemberian pengertian sedangkan yang berat
diperlukan tindakan medikamentosa.
2. Jelaskan mekanisme proses persalinan
R/. Pengetahuan terhadap proses
persalinan diharapkan dapat mengurangi emosional ibu yang maladaptif
- gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif
R/. Kecemasan akan dapat teratasi
jika mekanisme koping yang dimiliki ibu efektif
- Beri support system pada ibu
R/. ibu dapat mempunyai motivasi
untuk menghadapi keadaan yang sekarang secara lapang dada asehingga dapat
membawa ketenangan hati
DAFTAR PUSTAKA
Marylin
E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geisster (2000), Rencana
Asuhan Keperawatan. Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien
Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta.
Muctar Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta. ECG.
Prawirohardjo, Sarwono: 282. 1997. Ilmu Kebidanan.
Jakarta YBP. SP.
Taber. Ben Zion,
MD. Kapita Selekta: Kedaruratan Obstetri Dan Ginekologi, Penerbit ECG.
Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar